Kamis, 18 Januari 2018
Ini aku, senjamu yang dulu
Seseorang ingin menjadi langit malammu
Lapang dan tak berpenghuni
Seseorang ingin menjadi novelmu
Agar kau bisa membacanya disepertiga malammu
Seseorang ingin menjadi waktu liburmu
Suatu hal yang tak sabar kau tunggu
Mungkin egois jika aku menjadi seseorang yang kusebutkan tadi
Karenanya, maafkan keegoisanku ini
Tak habis pikir
Malam selalu saja membawa kita kedalam dialog usam yang sudah kulupakan umurnya
tak bosan-bosannya kita mengulangi cerita bodoh kita
Heran saja, kau yang tak tau diri kusayangi ini seenaknya saja melempar senyum manismu kepadaku
Kulihat itu saat kita bertemu beberapa waktu lalu
Kau pikir kau siapa?
Jika aku kembali jatuh dalam senyummu -lagi
Sanggupkah kau berdiri dihadapanku sambil berkata "Siap aku yang tanggung jawab! Siapkah kau?"
Tapi harus kuakui kebenarannya
Ada perasaan begitu langka di sepasang matamu
Sekarang, segala hal menjadi sederhana
Aku menemukanmu
Aku ingin memperjuangkanmu, seperti perjuangan orang-orang yang jauh disana
Orang yang terbunuh karena kecintaannya terhadap negara sendiri
Orang yang memperjuangkan kebaikan dan tak bisa pulang
Tak apa jika kau tak bisa berbincang bersamaku lagi, kau cukup berjalan dibelakang kata hatimu
Jika pada akhirnya kau tak bisa bersamaku
Tak apa, bukankah mengikhlaskan adalah salah satu cara indah untuk mengekalkan kenangan?
Kita bukanlah pemilik setiap cerita,
Salah satu atau bahkan kita berdua masing-masing harus pergi dan bahagia
Aku ingin kau membaca sajak ini, saat hujan sedang bertemu dengan genteng rumahmu di sore hari sambil memutar lagu tulus - pamit yang dibuat seolah-olah lagu itu diciptakan untuk mengekalkan kenangan kita
Terima kasih, tidak dalam rangka apapun. Hanya saja rasanya kau tidak kuhargai jika senyummu sudah terlanjur merekah saat membaca sajak ini dan kubiarkan senyum itu tak dipedulikan olehku.
Kamis, 11 Januari 2018
Untukmu, yang akan selalu jadi Temanku
Setelah tidak denganku, tentunya hidupmu tidak berubah sama sekali. Kamu tetap bahagia seperti biasa, karena dalam hubungan yang kita jalani dulu, kamu sama sekali tidak pernah menyediakan hati. Tidak ada rasa apa-apa untukku. Tidak ada kesempatan apa-apa bagiku.
Setelah tidak ada aku, pasti tidak ada yang berbeda dari hidupmu. Kamu tetap menjalani rutinitasmu senormal mungkin, berbeda denganku yang selalu merasa ada yang kurang; ketika kamu memutuskan untuk pergi dan berlalu dengannya.
Aku adalah cinta yang tak pernah kamu sadari. Karena memang aku tak pernah berani untuk mengungkap. Lebih memilih bersembunyi dalam zona pertemanan. Sebab aku terlalu takut untuk menyatakan. Takut kamu memberi jarak, lalu menghilang.
Aku tidak tahu apakah kelak setelah terlalu lelah berlari, mungkinkah kamu pasti memutuskan kembali? Sementara, lagu Happier dari Ed Sheeran hanya bisa aku ulang berkali-kali. Layaknya lirik lagu yang terdengar, "I could try to smile to hide the truth." Segalanya aku coba untuk menyembuhkan hatiku yang terluka parah. Percayalah, aku tidak bahagia ketika kamu memutuskan menyudahi segalanya.
Jika suatu hari nanti, memang ada perempuan yang sungguh bisa memahamimu, pastikan dia akan mencintaimu jauh lebih baik daripada caraku mencintaimu. "But if she breaks your heart like lovers do. Just know that I’ll be waiting here for you."
Tapi, jika perempuan itu menyakitimu, ingatlah bahwa masih ada aku yang siap mengobati lukamu. Selalu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mendamaikan Ego Bersama
Sial, aku kalah Kau direnggut amat dalam oleh malam Oleh egoku dan egomu Kita kalah oleh rindu kita Kau menyerah, dan aku ditin...

-
Sepertinya, hidupmu baik-baik saja setelah perpisahan kita. Bedanya denganku, setiap detik yang terlewati tanpamu, adalah rasa sepi yan...
-
Sekarang kita benar-benar telah menjadi dua orang yang tidak saling kenal Selamat kepada kita yang telah berhasil melupakan Orang-o...