Sial, aku kalah
Kau direnggut amat dalam oleh malam
Oleh egoku dan egomu
Kita kalah oleh rindu kita
Kau menyerah, dan aku ditinggal
Omong kosong jika ada yang berkata
Aku bahagia, jika kau bahagia dengannya
Aku orang pertama yang menentangnya
Bagaimana bisa bahagia jika setengah jiwa pergi?
Aku bertanya,
Bukan padamu
Tapi pada hati kecilmu yang sedari dulu kuhuni dengan tenangnya
Bisakah daun gugur tanpa dirayu angin?
Bisakah senja tenggelam tanpa membuat janji dengan langit malam?
Kurasa kau tahu, takdir yang mengendalikan
Lalu, kau ingin kita dikendalikan takdir?
Bukankah kau pernah mengajakku merubah takdir?
Bukankah cerita kita masih disepertiga jalan?
Bukankah rindu-rindu kita beku karena ego kita yang tak mau berdamai?
Lalu, alasan untuk saling pergi ini
Direncanakan oleh siapa?
Jangan bilang takdir, lagi
Takdirmu kau yang tentukan
Bahkan, kau juga yang mengendalikan takdirku
Bukan tak ingin ditinggal
Bukan tak ingin sendiri
Bukan tak ingin merindu tanpa tujuan
Tetapi,
Jika mata hatimu sudah tak bisa mengeja tulisanku ini
Berjalanlah dibelakang kata hatimu
Kelak, satu per satu
Sesak yang ada dihatimu akan menyadarkanmu
Bahwa untuk berarti dimata seseorang
Kau haruslah jadi yang dia inginkan
Bukan menjadi apa yang kau inginkan
Karena kodrat cinta seperti itu
Memperbaiki yang patah,
dan mengindahkan sesuatu yang terlihat buruk
Kau tak bisa seiring dengan sesuatu yang buruk
Mungkin karena itu, takdir tidak setuju
Kau pantas dimiliki oleh dia
Yang sesuai kau, sepantasnya untukmu
Lupakan saja buku dongeng kita
Yang isinya tak selesai
Tak diketahui ujungnya
Tapi orang-orang menerka akhir dari kita sedih
Aku ingin membuktikan bahwa mereka salah
Bahwa kita memang ada,
Dan akan berakhir dengan bahagia
Aku mendo'a
Kau adalah apa yang disebut tangguh
Kau adalah apa yang tak runtuh
Kau yang disegani takdir
Dan kau ujungku
Tempat berhentiku
Tempat dimana kepalaku bertemu dengan bahu kokohmu
Yang senantiasa menjadi tempat ternyaman
Tempat beristirahatnya segala luka
Lalu saling bepergian karena telah bertemu
Bertemu bahagianya
Harapku, kau adalah titikku