Langit tetap sama, bungkam dan sunyi
Aku sedang sibuk sekarang, menjinakkan beberapa rindu yang tak mau diatur
Menyusun beberapa puisi yang sedang riuh dalam kepalaku
Terus saja aku menatap keluar jendela
Layaknya menunggu seseorang datang membantuku menenangkan rinduku ini
Kalau aku cemburu pada apa yang berada di dekatmu sekarang, salah?
Jangan disalahkan ya?
Aku hanya tidak ingin, kau lupa cara merindukanku
Sedang aku?
Hanya menatap langit malam saja bisaku
Selebihnya, kegiatanku ya..
Merindukanmu
Boleh aku cemburu-lagi?
Cemburu pada malam-malam kemarin, yang menghabiskan waktunya menemanimu
Cemburu pada tugas-siklus yang tak ada habisnya kau tekuni
Yang membuat rindumu punah padaku
Dalam aku tenggelam
Tak ada dangkal disini
Semuanya terasa sendu
Aku ingin membunuh rindu dalam sesak dadaku
Dalam sepi yang membunuhku secara diam-diam
Dalam derai hujan yang selalu mendatangkan air
Serta mengarah pada rindu yang tak berakhir
Tapi sudahlah, cemburu itu hanya membuang waktu
Lebih baik begini saja
Kita sesekali saling merindukan
Lalu, selebihnya saling mendoakan
Bagaimana?
Aku percaya, merindu dan berdoa bisa berdamai
Semoga saja rinduku dan rindumu juga
Berdoa saja
Biar disini aku berpura-pura tidak rindu padamu
Kau juga disana, jangan lupa berpura-pura tidak rindu
Tidak apa-apa bukan?
Bukankah pura-pura didunia ini hampir memperbaiki segalanya?
Biar kita saja yang memperbaiki perasaan kita
Itu kewajiban kita
Senin, disepertiga malam yang panjang.
Dari aku, perempuan yang berpura-pura tidak rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar